Sabtu, 29 Oktober 2011

menyambung asa

malam itu sangat sepi tak terdengar berisik sedikitpun,yang terdengar hanya suara lembut daun daun bambu sebelah rumah yang terhempas angin malam. adzan isya’ terdengar jelas, Panggilan Tuhan Semesta Alam kembali menyapa, segera Sri berwudhu untuk sholat isya’.
Seusai sholat kali ini Tak seperti biasa,,, yang banyak permintaan ini dan itu, tapi hanya sepatah yang keluar dari mulut Sri dengan suara lirih , “Alhamdulillah,Terima kasih Ya Robb,, , terima kasih untuk kemudahan, pertolongan dan nikmat yang tak mungkin ku tuk menghitungnya,". Seteses demi setetes membasahi mukena putih itu, seketika saat itu membawa sri termenung menelusuri lorong- lorong kehidupan yang tlah di tapakinya.” sungguh Engkaulah penguat langkah disaat ku mulai lelah, tempat ku bersandar dan meminta”.
Sudah seminggu ini bapak rawat inap di RSU, karena darah HB bapak drop. Setelah habis lima kantong darah, Alhamdulillah kondisi bapak semakin membaik, telapak tangan dan kaki yang dulunya kuning pucat kini udah mulai kemerah-merahan , dada yang selalu di pegang bapak yang kata beliau rasanya seperti di pukul kentongan berdetak keras, kini sudah berdetak normal. Selang beberapa jam dokter datang memeriksa, dokter Tanya tentang keluhan-keluhan bapak, dan bapak hanya menggelengkan kepala. Tak ada keluhan, Bapak merasa sudah sangat membaik. Siang itu dokter sudah mengizinkan bapak untuk pulang. Segera aku mengurusi surat- surat dan obat yang di konsumsi bapak di rumah. Sedang ibu berkemas-kemas barang bawaan dari rumah.
Tepat pukul 13.00 sehabis sholat dhuhur di mushola RSU, kita keluar meninggalkan RSU. Setelah sekitar lima belas menit aku berdiri menunggu angkota akhirnya datang juga. Segera bapak dan ibu aku panggil dan beranjak dari tempat duduknya.
Dalam pejalanan pulang kutatap bapak yang tak terasa mata ku barkaca- kaca dan setetes air mata jatuh, ternyata bapak melihatku,” nduk ada apa kok nangis,,, ?” Tanya bapak seketika melihatku menangis. “tidak ada apa- apa pak, ” jawabku dengan cepat sambil mengusap pipiku dan tersenyum kecil. Aku tak gomong ke bapak tentang apa yang ada dalam fikiranku.
Saat itu sambil menatap bapak, aku teringat sewaktu berangkat dari UGD pukesmas menuju RSU dengan naik Ambulance. Ketika itu bapak yang sedang di infus dan tak tau akan dibawa kemana. Saat itu juga pertama kali aku naik ambulance. Waktu itu aku duduk pas disamping bapak, dan saat itu fikiranku kemana-mana berkecamuk tak terkontrol, kenapa UGD setempat tadi tak bisa menangani bapak? Kenapa harus dipindah ke RSU? Dan biasanya seperti ini udah dalam keadaan gawat hingga harus dipindah ke RSU yang tempatnyapun jauh dari rumah. Apa yang akan terjadi ,,,? Pertanyaan –pertanyaan yang tak karuan itu memenuhi fikiran ,ketakutan semakin besar, meski tak bersuara, tangisan tak bisa di bendung air matanya terus jatuh.
“Sri sebentar lagi nyampe,,,” kata ibu sambil memegang bahuku. “ iya bu,”
jawabku singkat. Serentak aku kaget dan terbangun dari lamunanku. “ hmm ternyata apa yang ku takutkan tak terjadi,” kata sri dalam hati dengan nafas lega .
Sebulan dari kepulangan bapak dari RSU, Alhamdulillah bapak sudah benar- benar pulih. Bagi sri kesembuhan bapak memang kebahagiaan yang sangat besar nilainya.
“ sri gimana rencana kuliahmu, Sudah daftar? “ Tanya bapak sambil menyruput kopi yang barusan aku sajikan di depan bapak pagi itu. aku Berfikir sejenak tuk menjawab Pertanyaan bapak, “ insyaAllah pak,,,” jawabku pelan dengan nada penuh kebingungan.
Sambil menunggu nasi yang sedang di masak. aku duduk terpaku memikirkan tentang pertanyaan bapak barusan. “Aku harus bagaimana ,,,” Tanya sri dalam hatinya.
Rencana yang dulu tertata rapi, sepulang dari kerja di bogor sri memutuskan untuk tak kembali lagi kesana, dengan pertimbangan alasan sri ingin dekat bapak ibu yang sudah beranjak tua, membantu kesehariannya. Sri juga ingin kembali belajar menekuni menjahit nya, yang dua tahun ini terbengkalai, karena sejak lulus sekolah sri langsung kerja di perantauan. Dan niat terpendam sri ingin kuliah, ingin melanjutkan belajarnya. Sewaktu mendengar info kalo ada kuliah siang, sri tertarik. Karena nanti bisa jalan semua, jahit maupun belajarnya. Pagi hari buat jahit dan siangnya buat kuliah.
Semua Rencana itu sejenak terlupakan karena sakit yang menyerang bapak kemarin itu, tabungannya kini tak cukup untuk mendaftar kuliah setelah untuk ini dan itu sewaktu di RSU. Sedang niat untuk kuliah itu masih kuat.
Kembali sri termenung, “aku tak boleh menyalahkan siapa siapa, Allah sudah menetapkan ini semua terjadi, dan inilah yang terbaik untuk di jalani ” kata sri dalam hati mencoba untuk menenangkan diri.
Hari berganti hari Sri makin resah dan bingung dengan keadaan ini, “haruskah aku mematikan niatku,,,,” kata itu sempat terlintas di benak. “Tidak, jangan sri,,!!” tegas dari hati. Sri memang seorang gadis yang cengeng namun sri bukan tipe orang yang suka mengeluh. Sri gak mungkin mengeluh pada bapak atau ibu untuk minta uang buat daftar. Sri gak mau membebani mereka lagi,
“ jadi kuliah nggak Sri kok belum daftar ,,?!” Tanya mbak ku dengan rasa ingin tahunya. “Insyaallah mbak,,daftar nanti kalo udah cukup “itunya” yang buat daftar,” jawab sri sambil tersenyum geli. “Ya udah nanti mbak cukupi kurangnya,, dan jahitan udah numpuk nungguin kapan mulai jahit ” sahut mbak sambil beranjak berdiri dari duduknya. “Okelah kalo begitu mbak, nanti sri lebih giat dua kali lipat jahitnya,,, “ jawab sri dengan bercanda namun serius.
Hari ke hari tak terasa berganti cepat dengan aktifitas rutin , pagi jahit, jam 13.00 siap siap berangkat kuliah. Di hari – hari kuliahnya bersama teman yang baru terkadang Keminderannya sering muncul dan selalu dengan cepat sri menepisnya, rasa minder hanyalah jalan syetan tuk membuat kita lupa untuk mensyukuri apa yang ada dalam diri kita. Sikap sri sedikit cuek soal perkembangan mode. Tak begitu mengikuti apa mode hari ini. Selama kuliah sri selalu tampil apa adanya, sederhana dan selalu mencoba jadi diri sendiri.
sampai pada suatu hari, Sore tadi adalah hari terakhir ujian semester 2.” aku tak mengira sampai akhir semester dua ini bisa aktif mengikuti perkuliahan juga aktif di berbagai organisasi , Ya robbi,, semua ini karena pertolonganMu, Engkau berikan jalan kemudahan melalui jalan yang sebelumnya tak pernah terbayang di benak ini,” kata syukur sri dalam hati dengan isakan tangisan bahagia.
Selengkapnya...

Minggu, 23 Oktober 2011

keikhlasan cinta


Ku rangkai kata terindah tuk ungkapkan rasa syukur di hatiku
Untuk semua keikhlasancinta
Yang engkau tanam di setiap detak jatungku
Tintaku tak akan cukup tuliskan semua kebaikanmu
Lidahku tak akan sanggup ungkapkan ketulusanmu
Imajinasiku tak akan sampai tuk lukiskan keindahan hatimu
Kau memang sungguh terindah
Hari ini esok dan nanti
Kau tak kan pernah terganti
Cintamu kuatkan langkahku



Kasih sayangmu beri ku ketenangan
Senyummu pelecut semangatku
Terima kasih ibu,,
Selamanya cintamu kepadaku tetap lebih besar dari pada cintaku untukmu
Engkaulah cermin keikhlasan cinta
Engkaulah inspirasiku,,,
“ keikhlasancnta.blogspot.com “


By : Etika.
Ngawi, 23 okt 2011
Selengkapnya...